Key Takeaways:

  1. Konsumsi domestik lebih kuat dan investasi yang mengatasi penurunan ekspor bersih berhasil mempercepat pertumbuhan ekonomi Indonesia secara signifikan pada 2Q23, tercepat dalam tiga kuartal terakhir. 
  2. Pelonggaran regulasi WNA untuk membeli rumah di Indonesia berpotensi meningkatkan permintaan hunian sehingga memberikan dampak positif terhadap emiten-emiten developer.

Ekonomi Indonesia Pada Kuartal Dua

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa produk domestik bruto (PDB) Indonesia tumbuh +3,86% QoQ dan +5,17% YoY pada 2Q23 (vs. 1Q23: -0,91% QoQ, +5,04% YoY). Realisasi ini masih didominasi oleh konsumsi rumah tangga yang berkontribusi 53,31%, kemudian kontribusi terbesar kedua oleh pembentukan modal tetap bruto/investasi yang berkontribusi 26,89%, selanjutnya konsumsi pemerintah berkontribusi 14,12%, tetapi net expor menyumbang negatif untuk kuartal dua dengan kontribusi -0,77%, sementara lainnya berkontribusi 6,19%.

Takeaways: 

  • Menurut kami, realisasi ini cukup bagus dan melampaui estimasi konsensus yang memperkirakan pertumbuhan +3,72% QoQ dan +4,93% YoY. Peningkatan konsumsi masyarakat pada periode Ramadan dan Lebaran serta pemberian THR lebaran dan gaji ke-13 untuk ASN pada triwulan ke-2 oleh pemerintah mendorong peningkatan kontribusi konsumsi rumah tangga pada PDB.
  • Sektor pilihan kami, yaitu industrial otomotif & retail (perdagangan), memiliki pertumbuhan yang cukup baik. Berikut rangkuman kami:
  • Kami berpendapat, meskipun saat ini terjadi pertumbuhan PDB yang baik, ada potensi perlambatan PDB di paruh kedua tahun ini seiring dengan perlambatan permintaan domestik, sementara ekspor tetap lemah akibat perlambatan pertumbuhan global. Namun, kemungkinan adanya pemotongan suku bunga lebih awal pada kuartal keempat tetap menjadi faktor risiko yang patut diperhatikan.
  • Dalam kebijakan moneter, Bank Indonesia diperkirakan akan mempertahankan suku bunga di level 5,75% selama tahun ini dan kemungkinan akan melakukan pemotongan suku bunga pada kuartal pertama 2024. Keputusan ini diambil dengan mempertimbangkan stabilitas nilai tukar Rupiah dan kebijakan The Fed terkait suku bunga.
  • Meskipun demikian, hasil dari data pertumbuhan PDB kuartal kedua yang positif tetap memberikan sinyal optimisme bagi perekonomian Indonesia dan dapat menjadi landasan menuju pemulihan ekonomi. Pemulihan yang berkelanjutan perlu dijaga melalui kebijakan yang tepat, termasuk dukungan terhadap sektor-sektor yang masih mengalami tekanan dan perluasan peluang di sektor ekspor.

Regulasi Pembelian Properti di Indonesia untuk WNA

Sekretaris Jenderal Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional, Suyus Windayana, mengatakan bahwa warga negara asing (WNA) hanya perlu menunjukkan paspor untuk membeli rumah atau unit tempat tinggal di Indonesia. Kemudahan ini diatur dalam PP No. 18 tahun 2021, dimana WNA tidak perlu memiliki izin tinggal terbatas (KITAS) atau izin tinggal tetap (KITAP) untuk membeli rumah di Indonesia.

Takeaways:

  • Kami berpendapat, penghapusan persyaratan izin tinggal terbatas atau izin tinggal tetap bagi WNA untuk membeli properti di Indonesia diharapkan dapat meningkatkan permintaan properti, terutama di kota-kota besar dan lokasi yang sering dikunjungi oleh WNA seperti Jakarta, Bali dan Batam. Hal ini dapat memberikan dorongan positif terhadap sektor properti di Indonesia.
  • Perubahan regulasi ini dapat memberikan dampak positif bagi developer properti. Developer yang memiliki portofolio proyek yang terkonsentrasi di kota-kota besar dapat merasakan peningkatan permintaan lebih besar, terutama developer dengan proyek-proyek premium dan berada di lokasi pilihan WNA.
  • Menanggapi berita tersebut, kami sedang memperhatikan sektor terkait properti untuk mendapatkan peluang baik dalam berinvestasi dan memberikan keuntungan terhadap portofolio. Kami akan memperhatikan saham-saham developer properti seperti SMRA, CTRA, BSDE, dan PWON. Kami akan melakukan analisa komprehensif terhadap kondisi pasar properti secara keseluruhan, serta faktor-faktor ekonomi dan sosial yang dapat memengaruhi permintaan dan harga properti di Indonesia.