Ringkasan

Apa itu inflasi?

Inflasi adalah salah satu indikator ekonomi yang krusial. Ia memainkan peran penting dalam mempengaruhi daya beli masyarakat. Apakah Anda merasakan bahan pokok makanan mengalami kenaikan harga? Beras, cabai merah, bahkan daging ayam mengalami kenaikan harga. Ini contoh nyata dari inflasi. Kenaikan ini dapat terjadi karena banyak faktor, seperti dari sisi suplai, rantai pasok, bahkan dari kondisi ekonomi global.

Memang, berapa tingkat inflasi kita saat ini?

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), inflasi di Indonesia mengalami kenaikan pada bulan Februari, dari sebelumnya 2,57% menjadi 2,75% YoY dan 0,37% MoM, di mana kedua hasil ini melebihi ekspektasi dari konsensus. Meski demikian, inflasi saat ini masih terjaga dalam target inflasi Bank Indonesia pada 2024 di kisaran 1,5–3,5%.

Apa yang mendorong kenaikan inflasi di Indonesia?

Jika kita melihat lebih dalam, kenaikan inflasi saat ini lebih banyak didorong dari permasalahan dari sisi suplai, seperti kegagalan panen bahan pokok khususnya beras, yang kemudian diperparah oleh fenomena El Niño, kelangkaan pasok atau barang di pasaran, dan masalah logistik dari kenaikan harga bahan bakar.

Kedepannya, kita juga akan melihat adanya kenaikan inflasi dari faktor-faktor musiman seperti perayaan Ramadhan ataupun anomali cuaca. Selain itu, ketegangan geopolitik dan ketidakpastian ekonomi global dapat lebih memperparah tekanan inflasi dikarenakan akan adanya kesulitan dalam melakukan impor untuk meningkatkan jumlah pasok dan menekan harga di pasaran. 

Apa yang harus saya lakukan?

Dengan kenaikan inflasi seperti ini, kita harus cermat dalam mengeluarkan dan menyimpan uang kita. Salah satu cara untuk melawan inflasi adalah dengan berinvestasi di instrumen yang menghasilkan imbal hasil atau returns di atas tingkat inflasi. Sehingga nilai uang yang akan kita simpan tidak akan tergerus oleh inflasi.

Insights Lengkap

Inflasi Indonesia pada bulan Februari

BPS mencatat bahwa inflasi indeks harga konsumen (IHK) di Indonesia pada Februari 2024 naik ke level 2,75% YoY (vs. Januari 2024: 2,57% YoY), melebihi ekspektasi konsensus di level 2,6% YoY. Secara bulanan, inflasi IHK mencapai 0,37% MoM pada Februari 2024 (vs. Januari 2024: 0,04% MoM). Sementara itu, inflasi inti pada Februari 2024 sebesar 1,68% YoY (vs. ekspektasi: 1,71% YoY). Bank Indonesia sendiri menargetkan inflasi pada 2024 di kisaran 1,5–3,5%.

Takeaways: 
  • Harga pangan memainkan peran penting dalam menimbulkan tekanan inflasi ini, dengan barang-barang utama seperti beras, daging ayam, dan cabai merah mengalami kenaikan harga yang substansial. 
  • Jika dilihat lebih jauh, kami menemukan adanya faktor permasalahan dari sisi supply yang mendorong terjadinya inflasi saat ini. Kegagalan panen, yang diperparah oleh fenomena El Niño, menyebabkan kelangkaan pasokan dan kenaikan harga barang makanan penting. Selain itu, masalah logistik dan kekurangan bahan baku berkontribusi terhadap kenaikan harga input, menambah kekhawatiran inflasi.
  • Oleh karena itu, saat ini pemerintah memutuskan untuk mempertahankan tarif listrik dan harga bahan bakar hingga Juni 2024 untuk mengurangi tekanan inflasi, meskipun hal ini dapat menimbulkan tantangan dalam alokasi anggaran.
  • Kemudian adanya faktor-faktor musiman seperti perayaan Ramadhan dan anomali cuaca menimbulkan tantangan bagi inflasi kedepannya. Selain itu, ketegangan geopolitik dan ketidakpastian ekonomi global dapat lebih memperparah tekanan inflasi dikarenakan akan adanya kesulitan dalam melakukan impor. 
  • Diharapkan pembuat kebijakan dapat bergerak mengatasi tantangan-tantangan ini, dengan mengatasi kendala pasokan, meningkatkan ketahanan pangan, dan memastikan implementasi pengendalian inflasi yang efektif.