Pulihnya Neraca Perdagangan Indonesia dan China

BPS mencatat bahwa surplus neraca perdagangan Indonesia mencapai 3,3 miliar dolar AS pada Desember 2023. Selama 2023, neraca perdagangan Indonesia surplus 36,93 miliar dolar AS dan telah surplus selama 44 bulan berturut-turut. Sementara itu pada bulan yang sama, China juga mengalami surplus yang meningkat menjadi 75,34 miliar dolar. Ini merupakan surplus perdagangan terbesar dalam tiga bulan kebelakang. Pada tahun 2023, China berhasil mencatat surplus sebesar 823 miliar dollar.

Takeaways: 

  • Kami melihat surplus yang terjadi di Indonesia terjadi karena meningkatnya nilai penjualan ekspor ke angka 3,3 miliar dolar yang hasilnya diatas konsensus. Kenaikan ini berasal dari meningkatnya permintaan pengiriman bahan bakar mineral, seperti batubara, serta produk besi dan baja. Sementara itu, terlihat adanya penurunan dari sisi impor menjadi 0,5 miliar dolar, hal ini disebabkan oleh normalisasinya impor mesin dan peralatan mekanik serta peralatan listrik.
  • Dari China, kami melihat adanya pemulihan dari sisi ekspor pada tiga bulan terakhir. Meskipun jika dilihat secara tahun 2023, China mengalami penurunan ekspor pertama sejak 2017. Ekspor China pada tahun ini masih didominasi oleh ASEAN, EU dan US. Sementara impornya didominasi oleh ASEAN, EU dan Taiwan. Kami menunggu akan adanya pemulihan dari trade of balance China yang disupport oleh pemulihan global tech cycle, stabilisasi ekonomi di China, dan pelonggaran dari kebijakan moneter pada negara maju.
  • Surplus perdagangan yang konsisten dapat memberikan kontribusi signifikan terhadap stabilitas makroekonomi Indonesia dan dukungan bagi Rupiah. Kedepannya, Indonesia berpotensi mendapatkan benefit dari pulihnya ekonomi China, dengan tumbuhnya demand dari negara tersebut dan memberikan manfaat ekspor. Tetapi, dengan adanya konflik di Timur Tengah memberikan risiko terhadap transaksi global, yang memungkinkan menghambat pemulihan yang sedang berlangsung.

Indeks Keyakinan Konsumen Stabil

Survei Konsumen Bank Indonesia pada Desember 2023 meningkat dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Hal ini tercermin dari Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Desember 2023 sebesar 123,8, lebih tinggi dibandingkan 123,6 pada bulan sebelumnya. 

Takeaways: 

  • Kami melihat meningkatnya keyakinan konsumen pada Desember 2023 didorong oleh menguatnya Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE). IKE tercatat meningkat terutama pada Indeks Pembelian Barang Tahan Lama. Hal ini sejalan dengan lonjakan konsumsi pada akhir tahun, khususnya pada perayaan Natal dan Tahun Baru 2024, serta libur sekolah. 
  • Sementara itu, Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) terhadap kondisi ekonomi 6 bulan ke depan tetap kuat ditopang oleh Indeks Ekspektasi Penghasilan. Hal ini berkorelasi dengan adanya kenaikan pendapatan upah minimum regional dengan rata-rata sebesar 3,6% pada tahun 2024. Pada saat yang sama, penyaluran berbagai bantuan sosial pada awal tahun 2024 akan semakin meningkatkan ekspektasi pendapatan. Namun, masih terdapat penurunan Indeks Ekspektasi Ketersediaan Lapangan Pekerjaan yang berasal dari kekhawatiran pelaku usaha dalam menunggu hasil pemilu dan rencana ekspansi pada tahun 2024.
  • Kami beranggapan periode pasca pemilu yang menghasilkan kestabilan politik akan memberikan hasil positif terhadap kepercayaan konsumen. Selanjutnya hal ini menjadi landasan yang kuat bagi dunia usaha untuk melakukan ekspansinya. Selain itu, program pemerintah yang yang berfokus pada pembangunan infrastruktur dan hilirisasi komoditas, diharapkan dapat memperluas kesempatan kerja dan mendorong pertumbuhan pendapatan lebih lanjut.